Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan Dan Gizi Yang Baik, Serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
Senin (27/7/20), Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila mengadakan kembali webinar SDGs seri 4. Webinar seri 4 kali ini mengusung tema “Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan Dan Gizi Yang Baik, Serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan” yang menerapkan SDGs chapter #2 “Zero Hunger”. Webinar seri 4 ini diadakan bersama dengan Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kampus Desa Bisa Management, dan juga Sekolah Tinggi Parawisata Trisakti. Sama dengan webinar sebelumnya, webinar dilakukan melalui Zoom Meeting, dimulai dari jam 13.00 – 15.00 WIB.
Dalam webinar seri 4 ini mengundang para pembicara antara lain, Dr. Ir. Budhi Muliawan Suyitno, IPM (Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila); Dr. Saptarining Wulan (Dosen Gastronomy Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti); Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si (Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Pedesaan); Budi Yuniarsa M.Si (Penggiat Kampus Desa). Moderator dalam webinar kali ini yaitu Nia Rahmawati, ST., M.Si (Dosen Teknik Arsitektur Universitas Pancasila). Para peserta yang mengikuti webinar seri 4 difokuskan kepada mahasiswa sebagai calon pemegang kepemimpinan bangsa, calon pembuat kebijakan dan masyarkata awam yang berminat akan kemajuan pembangunan bangsa. Walaupun begitu, webinar ini juga terbuka untuk dari kalangan Akademisi, Pemerintahan dan Lembaga Swadaya Masyarakat serta Tokoh Masyarakat/Agama.
Persoalan pangan sudah menjadi isu yang selalu ada di setiap pemerintahan Indonesia. Pembangunan pertanian merupakan langkah dalam menuju ketahanan pangan. Ketahanan pangan sendiri merupakan ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mangaksesnya. Seperti sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan. Akses terhadap bahan pangan mengacu kepada kemampuan membeli dan besarnya alokasi bahan pangan, juga faktor selera pada suatu individu dan rumah tangga. Dalam masa pandemi ini pemerintah telah memberlakukan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa daerah, masyarakat juga diminta untuk mengurangi kontak fisik dan melakukan pekerjaan dari rumah. Hal ini dapat berpengaruh pada produksi, distribusi, dan juga konsumsi pangan. Sarana untuk melakukan distribusi pangan menjadi terbatas sehingga terjadi kurangnya produktifitas pangan.
Pola hidup masyarakat pun berubah. Masyarakat terlebih di perkotaan cenderung untuk menyalurkan ide kreatif dan juga menjadi salah satu hiburan mereka karena harus berada di dalam rumah saja. Masyarakat diharapakan memiliki kesadaran untuk melakukan penanaman mandiri minimal untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Ada banyak sekali cara untuk melakukan penanaman mandiri seperti misalnya urban farming dan juga melakukan penanaman dengan metode hidroponik dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada di rumah.